Kamis, 14 April 2011

ini bukan puisiku


ketika ku tak tau saat pun sampai,
aku diam

ketika berayun musim dari kepak-kepak sayap langit biru,
aku juga diam

ketika burung kenari kecil terkulai lemah di atas rumput dingin,
aku tetap diam

ketika asa mulai terhenti permainkan waktu,
aku masih diam

ketika kuberdiri sunyi pada dinding-dinding beku,
aku makin diam

ketika kuhitung ketidakpastian di ujung kembara kalbu,
aku malah semakin terdiam

dan ketika itu, 
hati t`lah tertaut pada senyum kelabu di bibir manismu,
aku masih tetap diam, diam, dan diam

ketika angin manja pun berhembus sepoi, meniup, menerpa di setiap ujung kerinduan,
aku malah semakin terdiam

sehingga jeda waktu yang terlalu panjang membentang

kemudian ketika kita menjadi semakin terasing oleh jarak dan waktu yang dulu pertemukan dan begitu cepat pula memisahkan kita
ku tak tau, semua ini salah siapa,
salahku, salahmu, atau salah kita berdua?

aku pun tak pernah menyangka,
di babak akhir permainan api cinta kita, ternyata telah membuatku begitu tersiksa

begitu pun aku masih tetap diam

walau sejuta kata maaf terlontar,
rasanya tak mampu menghapus,
apalagi memaknai kesalahan kita berdua

aku pasrah, aku ikhlas, aku rela,
dan aku pun menyadari
kalau kau memang bukan milikku

biarlah kini kujalani hari demi hariku kembali
berteman dengan sepi, 
hanya dengan dua warna,
hitam dan putih

sama
seperti saat
sebelum kau hadir!!



2 komentar: